“Saya tidak bermaksud memukulinya, tetapi perlecehan tidak terhindarkan dan saya tidak boleh menahan diri,” kata isterinya kepada koran itu. Dia menambahkan, pada minggu sebelum mereka menandatangani kontrak, dia telah memukul suaminya lebih dari tiga kali.
Zhang mengatakan, istrinya yang bekerja sebagai sales manager di sebuah perusahaan perdagangan itu telah belajar kungfu sejak masih kecil, dan Zhang terpesona oleh “kekuatan dan tabiatnya yang mandiri”. Dia juga mengakui bahawa dirinya telah mengalami pemukulan dalam enam bulan percintaan mereka. “Sebelum kami menikah, dia punya model rambut yang liar dan saya mengejeknya bahawa itu membuat dia kelihatan seperti harimau betina. Dalam pertengkaran yang kemudian terjadi, saya mengatakan sejumlah kata kasar dan saya lalu merasakan kungfunya untuk pertama kalinya,” kata lelaki itu.
Zhang mengatakan, dia telah mencuba untuk mengigit bibirnya sendiri demi menghindari hukuman, tetapi dia tidak pernah mahu kehilangan percekcokan, yang kemudian lalu berakhir dengan lebam di tubuhnya. Dalam upaya untuk meredakan agresif isterinya, Zhang lalu membuat sebuah kontrak. Jika isterinya melanggar kontrak itu, dia harus kembali ke rumah orang tuanya selama tiga hari. “Dia sangat patuh pada orangtuanya, dan orangtuanya akan mendukung saya dan menyalahkan dia,” katanya.
Isterinya mengatakan, dia selalu merasa menyesal ketika melihat suaminya dengan mata lebam. “Sekarang kami punya kontrak. Saya akan memaksa diri saya untuk mengurangi menggunakan kekerasan,” katanya. Orangtua Zhang mengatakan bahwa walau mereka merasa sedih anak lelakinya secara rutin dipukul, pasangan itu merupakan jodoh yang baik. “Mereka memiliki perkahwinan yang baik, jadi kami tidak dapat mengatakan apa-apa tentang hal itu,” kata ayah Zhang.
